Berita dan Pengumuman
GURU BY NATURE
- Di Publikasikan Pada: 25 Nov 2022
- Oleh: Admin Pendidikan Islam | Pascasarjana
Kata guru di kalangan orang jawa ada yang mengatakan bahwa guru memiliki kepanjangan dari “diguguh lan ditiru” (dipercaya dan dicontoh). Guru merupakan seseorang yang layak dijadikan sebagai panutan (Uswatun Hasanah) karena sifat-sifat luhur yang dimilikinya, sehingga karena pribadi mulia yang melekat pada dirinya tersebut menjadikan kedudukan seorang guru adalah kedudukan yang mulia dan dihormati oleh semua kalangan.
Bahkan ada ungkapan bahwa guru adalah pahlawan tanpa-tanda jasa. Namun seiring dengan terbitnya Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, ungkapan di atas tidak menjadi relevan jika disematkan pada guru saat ini. Dijelaskan dalam Undang-undang tersebut bahwa pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan Pendidikan menengah. Hal ini sejalan dengan penjelasan Pidarta (1997:265) bahwa guru dan dosen adalah pejabat professional sebab mereka diberi tunjangan professional.
Melihat hal tersebut membuat banyak orang yang berlomba-lomba berebut untuk berprofesi sebagai guru karena adanya reward (penghargaan) yang diberikan oleh pemerintah, sehingga membuat sebagian orang memiliki kesan menjadi guru hanya mengejar keuntungan. Niat menjadi guru sebaiknya jangan semata-mata untuk mencari keuntungan duniawi atau keuntungan materi, sebab akan sia-sia saja seorang guru yang memiliki niat untuk mencari kekayaan dunia. Memang benar jika banyak orang mengatakan bahwa profesi guru sesungguhnya bukanlah murni sebuah pekerjaan untuk mencari uang, artinya bukan semata-mata untuk menjadi sumber penghasilan belaka.
Guru adalah orang yang berada di garis terdepan dalam dunia Pendidikan dalam hal mendidik dan mengajar peserta didik. Maka demi terwujudnya suatu Pendidikan yang berkelas atau dengan bahasa lain bermutu, persoalan guru harus dipersiapkan dengan matang dan sebaik-baiknya. Profesi guru tidaklah hanya dipandang sebagai pekerjaan formalitas yang menuntut pada pelaksanaan mengajar di kelas, jabatan akademik, dan bayaran atau gaji, namun lebih pada tindakan-tindakan edukatif dengan tujuan murni membentuk manusia relegius, terdidik dan berakhlak mulia.
Dalam tujuan Pendidikan (kemdiknas) yang termuat dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional adalah mengembanhkan potendi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. di japan ada ungkapan yang menggambarkan betapa guru memiliki jasa yang sangat besar, “She no on way yama yori mo takai, umi yori mo fukai”. Artinya: jasa guru adalah lebih tinggi daripada gunung yang tertinggi, lebih dalam dari pada laut yang terdalam. Memilih menjadi guru itu panggilan. Pilihan dengan tanggung jawab besar. Tak tanggung-tanggung. Membentuk pribadi manusia unggul, mengantar menuju cita-cita yang diharapkan. Jika terkabul, orang tua merasa bahagia dengan apa yang diraih oleh anak-anaknya. Tapi tak banyak yang sadar, semua tidak akan terwujud tanpa didikan guru.
Maka dari itu menjadi seorang guru adalah tugas bagi kita semua, guru untuk diri kita sendiri, keluarga dan orang lain, karena dengan memberi manfaat kita dapat merasakan sebuah kebahagiaan inilah yang akan membuat guru tetap teguh dalam menjalankan tugasnya. Sebuah kebahagiaan, selalu kita tabung disetiap langkah. Sebagai bekal kita kelak untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki di kehidupan akan datang. Kekuatan inilah yang akan memberikan rasa tenang, gairah, hidup ihklas untuk berbuat baik lebih banyak lagi. Kebahagiaan adalah pilihan hidup. Hanya bisa ditemukan jika kita bisa berbuat baik untuk “diri kita sendiri” dan berbuat baik “bagi yang lain”.
“Ing ngarsa sung tulada Ing madya mangun karsa Tut wuri handayani”
(di depan, seorang Pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara Murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan dorongan dan arahan)
Ki Hadjar Dewantara