Berita dan Pengumuman
Prof. Dr. M. Amin Abdullah Beri Pencerahan Fresh Ijtihad di Kuliah Perdana Pascasarjana UMSurabaya
- Di Publikasikan Pada: 02 Nov 2022
- Oleh: Admin Pendidikan Islam | Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surabaya, pada hari Ahad tanggal Dua Puluh Tiga bulan Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh telah mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Fresh Ijtihad (Manhaj Pemikiran Keislaman di Era Disrupsi).” dengan narasumber Prof. Dr. Muhammad Amin Abdullah (Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) yang dilaksanakan di Ruang Auditorium Gedung At – Tauhid Lantai 13 UMSurabaya pada pukul 12.30 WIB s.d Selesai yang di moderator oleh Dosen kita (Dosen Pascasarjana) Bapak M. Fazlurrahman Hadi, Lc., M.Pd.I. Peserta meliputi mahasiswa pascasarjana maupun mahasiswa dari fakultas agama islam universitas muhammadiyah Surabaya. Selain mahasiswa, para dosen baik dari FAI maupun dosen Pascasarjana juga tak melewatkan untuk mengikuti kuliah umum ini. Pada kesempatan kali ini Prof. Dr. Muhammad Amin Abdullah membuka dengan pernyataan “Fresh Ijtihad: Relevansinya dengan Muhammadiyah. Ijtihad ada yang belum fresh?.100 tahun Muhammadiyah. “Innallah yab’atsu li hadzihi al-ummah a’la ra’si kulli miati sanah man yujaddidu laha dinaha”, Pemahamana keagamaan Muhammadiyah yang ”beririsan” dengan paham keagamaan al-Jamaat al-Mutatharrifah (intoleran, Ekstrimism; Radicalism; terrorism). Pemahamana Amar makruf nahi mungkar. Dikritik oleh MUSA-MURSAI. Muhammadiyah tidak masuk wilayah ke nahi mungkar.
Beliau
menambahkan “Islam berkemajuan telah menjadi jargon bagi Muhammadiyah.
Bagaimana Islam berkemajuan dijadikan sebagai ruh, spirit sekaligus perspektif dalam
manhaj gerakan Muhammadiyah? Lebih-lebih Muhammadiyah sebagai gerakan
modernis-reformis telah memiliki identitas yang kokoh dan menjadi watak yang
kuat yakni tajdid.” Banyak hal yang beliau paparkan, dalam pembahasan tersebut,
semua peserta mendengarkan, memahami dan menelaah apa yang disampaikan dalam
kuliah umum ini, tak luput dari banyaknya pertanyaan yang diajukan disaat sesi
Tanya jawab.
Bagaimana
Globalisasi lewat akses internet membentuk dinamika kelompok Islam (Muslim)
konservatif di Indosesia paska 9/11/2201? beliau menjelaskan bahwaperubahan
politik dan akses internet meliputi Reformasi polotik 1998: memberi ruang lebih
luas untuk kemerdekaan menyampaikan pendapat dalam hal apapun termasuk
identitas agama.
Kasus
Islam: berbagai macam ideologi berbasis Islam (Islam-based ideology) mengubah
bentuk menjadi partai-partai polotik, organisasi masyarakat sipil, gerakan
budaya, gaya hidup urban (Urban lifestyles) dan hiburan (entertainment). Penetrasi
Internet dan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) pada tahun 2000 an
melahirkan bentuk ruang publik baru melalui cyberspace dan berakibat
pada pembentukan identitas Islam (Islamic identity)
Dengan kehadiran internet, paham keagamaan konservatif yang mengglobal memperoleh jalan lapang untuk sampai ke orang-orang dan organisasi islam yang ada di Indonesia.Internet memainkan peranan penting dalam memfasilitasi percepatan komunikasi antara Islamic konservatisme/intolerant/extremist/radicalist/terrorist untuk berhubungan satu dan lainnya, menyebarkan informasi melalui mailing list dan websites dan pada akhirnya berpengaruh terhadap bangkitnya dan menyebarnya paham konservatisme Islam di Indonesia sejak tragedy 9/11/2001.
Para
peserta begitu antusias untuk mengkaji buku tersebut. Beliau menuturkan bahwa
buku “Fresh Ijtihad: Manhaj Pemikiran Keislaman Muhammadiyah di Era Disrupsi
adalah salah satu sumbangsih penting dalam menerjemahkan dan mengisi konsep
Islam Berkemajuan Muhammadiyah dengan Pendekatan filsafat keilmuan modern”. Maka
dari itu semoga dengan memahami buku tersebut diharapkan dapat membawa manfaat
yang luar biasa. Begitu menarik materi yang disampaikan hingga waktu yang
tersedia tak cukup bagi para peserta, namun waktu juan yang mengakhiri
pertemuan kali itu adalah wadah yang
nantinya memberikan ruang bagi anak-anak muda mengembangkan talentanya,
khususnya di bidang profesi yang dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0.